PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI
OLAHRAGA REKREASI
ARTIKEL ILMIAH BIDANG PENDIDIKAN JASMANI
YULIANI DWI LESTARI
12601244148
PJKR
087837929606
Jl. Asti Kuningan, Blok I 24, depok,
Sleman, Yogyakarta
Abstrak
Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan untuk
melatih tubuh aatau fisik atau jasmani dan rohani. Olahraga rekreasi
dilaksanakan berbasis masyarakat yang mengutamakan prinsip murah, mudah,
menarik, manfaat, dan dapat diikuti oleh orang banyak atau massal.
Karakter atau watak adalah tabiat manusia
yang bersifat tetap sehingga menjadi ciri khusus yang membedakan orang satu
dengan orang lainnya. Pembentukan karakter melalui olahraga rekreasi bagi peserta
didik dapat berbentuk outbond dan permainan tradisional.
Nilai – nilai yang terkandung dalam olahraga
rekreasi terdiri dari nilai kejujuran, kepemimpinan, tanggungjawab, kerjasama,
kesabaran, kedisiplinan, keberanian, komunikasi, toleransi sosial, dan percaya
diri. Nilai – nilai positif tersebut akan sangat mendukung dalam pembentukan
karakter peserta didik.
Kata kunci : olahraga rekreasi,
peserta didik, karakter
PENDAHULUAN
Olahraga
adalah suatu bentuk kegiatan untuk melatih tubuh atau fisik atau jasmani dan
rohani seseorang. Melalui aktivitas olahraga kita akan mendapatkan banyak
sekali hal – hal yang positif. Olahraga tidak hanya berorientasi pada faktor
fisik saja tetapi juga akan melatih sikap dan mental kita. Aktivitas olahraga
akan lebih baik jika ditekankan pada peserta didik, karena akan ada banyak hal
yang didapatkan ketika peserta didik tersebut melakukan aktivitas olahraga.
Hampir
diseluruh dunia olahraga adalah bagian utama dari masyarakat dan budaya. Dalam
berbagai kejuaraan baik nasional maupun internasional, peserta olahraga berasal
dari berbagai usia tanpa ada batasannya dari tingkat permainan untuk bersenang
– senang dan rekreasi hingga profesional. Sekolah – sekolah dimasa kini
menawarkan dan menekankan kesempatan olahraga rekreasi. Hal ini akan sangat
memberi manfaat yang besar termasuk didalamnya akan terbentuk karakter diri
dari masing – masing peserta didik jika peserta didik dapat berpartisipasi
secara aktif dalam olahraga rekreasi tersebut.
KAJIAN PUSTAKA
UNESCO
mendefinisikan olahraga adalah setiap aktivitas fisik berupa permainan yang
berisikan perjuangan melalui unsur – unsur alam, orang lain, ataupun diri
sendiri. Dewan Eropa mendefinisikan bahwa olahraga adalah aktivitas spontan,
bebas, dan dilaksanakan dalam waktu luang. Definisi tersebut menjadi awal mula
panji olahraga di dunia “ Sport for All “ dan di Indonesia tahun 1983 “
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat “ ( Rusli dan Sumardianto, 2000 : 6 ). Esensi dari nilai –
nilai olahraga adalah bermain dan pada dasarnya manusia adalah makhluk yang
senang bermain. Bermain merupakan aktivitas jasmani yang dilakukan dengan rasa
sungguh – sungguh tetapi bukan merupakan kesungguhan ( Sukintaka, 1994 : 2 ).
Artinya orang yang melakukan aktivitas bermain dengan perasaan senang akan
melakukan permainan dengan sukarela tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun.
Dengan perasaan senang tersebut maka orang yang berolahraga secara spontan akan
menunjukkan kepribadian dirinya melalui gerak, sikap, dan perilaku.
Rekreasi
berasal dari bahasa Latin “ re – creare “, secara harfiah bararti “ membuat
ulang “ adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk melakukan penyegaran kembali
jasmani dan rohani seorang individu. Hal
ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan oleh seorang individu selain
pekerjaan. Secara umum rekreasi dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu
rekreasi pada tempat tertutup ( indoor
recreation ) dan rekreasi ditempat terbuka ( outdoor recreation ). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan
bisa juga tanpa menggunakan biaya. Rekreasi dapat memulihkan kondisi tubuh,
pikiran, serta mengembalikan kesegaran. Berdasarkan peninjauan secara
terminologi keilmuan, REKREASI berasal dari dua kata dasar yaitu RE dan KREASI,
yang secara keseluruhan berarti menggunakan daya pikir untuk mencapai
kesenangan atau kepuasan melalui suatu kegiatan.
Olahraga
rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan
kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya
masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kesenangan ( Biro Humas dan
Hukum Kementrian Pemuda dan Olahraga RI, 2010 : 4 ). Perkembangan olahraga
rekreasi, terutama dalam bentuk aktivitas jasmani untuk memperoleh kesenangan
atau kenikmatan berpartisipasi dalam berbagai wahana wisatasangat didorong oleh
tekanan ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan gaya hidup.
Pembentukan Karakter Peserta Didik melalui
Olahraga Rekreasi
Karakter
atau watak adalah tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi ciri
khusus yang membedakan orang satu dengan orang lainnya. Dalam Kamus Bahasa
Indonesia kata “ karakter “ diartikan
dengan tabiat, sifat – sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan orang lain. Peserta didik yang berkarakter adalah peserta
didik yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak.
Pendidikan yang baik dalam membentuk karakter adalah sebuah investasi tak
terbatas untuk masa depan peserta didik, oleh karena itu orang tua akan
memilihkan sekolah yang baik dan bermutu, mengikutkan dalam les privat maupun
bimbel. Oleh karena itu, dicari solusi alternatif yang disukai dan banyak dicari
oleh peserta didik. Untuk pendidikan salah satunya melalui olahraga rekreasi. Olahraga
rekreasi yang mengikuti tren adalah outbond
dan permainan tradisional. Dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional pada pasal 26 ayat 4 bahwa pembinaan dan pengembangan
olahraga rekreasi dilaksanakan berbasis masyarakat dengan memperhatikan prinsip
mudah, murah, menarik, manfaat, dan massal ( Biro Humas dan Hukum Kementerian
Pemuda dan Olahraga RI,2010:15 ). Berdasarkan prinsip tersebut, olahraga
rekreasi seperti outbond dan
permainan tradisional sangat tepat dikembangkan dan peserta didik dapat
menikmati, sehingga dari nilai – nilai positif didalamnya dapat membentuk
karakter peserta didik. Outbond
adalah sebuah proses dimana seorang individu mendapatkan pengetahuan,
ketrampilan, dan nilai – nilainya langsung dari pengalaman memunculkan sikap –
sikap saling mendukung, komitmen, rasa puas, dan memikirkan masa yang akan
datang yang sekarang tidak diperoleh melalui metode belajar yang lain. Kegiatan
outbond sebagai kegiatan alam
dilakukan dengan berbagai metode yang intinya adalah memberikan pengalaman
langsung suatu peristiwa pada anak. Metode yang digunakan dalam outbond adalah permainan kelompok,
kerja kelompok, petualangan individu, ceramah, diskusi (refleksi kegiatan). Model outbond yang dapat memunculkan nilai – nilai positif peserta didik terbagi
menjadi empat yaitu :
1.
Fun
Games
Kegiatan ini ditekankan pada unsur –
unsur koordinasi, konsentrasi, dan kebersamaan. Dalam pelaksanaannya dikemas dalam
nuansa rekreatif dan menghibur.
2.
Low
Impact Games
Dalam kegiatan ini peserta didik
dikenalkan pada tema – tema yang terkait dengan kerjasama, komunikasi, membuat
perencanaan, mengatur strategi, efisiensi waktu, pendelegasian tugas,
kejujuran, dan tanggung jawab sosial. Kegiatan ini dikemas dengan suasana yang
menantang tapi risiko sangat kecil, tidak membutuhkan alat pengamanan yang dipakai
secara langsung oleh peserta didik.
3.
High
Impact Games
Kegiatan ini menyajikan tema – tema
yang terkait dengan pengendalian diri, peningkatan keberanian, kekuatan rasa
percaya diri, keuletan, dan pantang menyerah. Peserta didik mulai dihadapkan
pada permainan – permainan yang memiliki tantangan tinggi dengan risiko kecil.
Peserta didik harus menggunakan alat pengaman yang sesuai dengan prosedur
pengamanan standar.
4.
Life
skill
Kegiatan ini meliputi navigasi dan
survuval. Navigasi adalah suatu ilmu yang dapat menentukan posisi dan arah yang
akan dituju. Jenis navigasi berupa navigasi darat, sungai, pantai, dan laut.
Survival adalah mempertahankan hidup dialam bebas dari hambatan alam sebelum
mendapatkan pertolongan.
Permainan
tradisional merupakan simbolis dari pengetahuan yang bersifat turun – temurun
dan memiliki fungsi atau pesan dibaliknya dengan prinsip permainan anak. Dengan
demikian bentuk dan wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan peserta
didik karena tujuannya sebagai media permainan. Aktivitas permainan yang dapat
mengembangkan aspek – aspek psikologis peserta didik, dapat juga dijadikan
sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa. Permainan
tradisional juga dikenal sebagai permainan rakyat merupakan sebuah kegiatan
rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai
alat utuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial. Menurut Bannet ( 1998 : 46
) dengan ini diharapkan bahwa permainan dalam pendidikan untuk anak usia dini
ataupun anak sekolah terdapat pandangan yang jelas tentang kualitas belajar,
hal ini diindikasikan sebagai berikut :
1. Gagasan
dan minat anak merupakan sesuatu yang utama dalam permainan.
2. Permainan
menyediakan kondisi yang ideal untuk mempelajari dan meningkatkan mutu mutu
pembelajaran.
3. Rasa
memiliki merupakan hal yang pokok bagi pembelajaran yang diperoleh melalui
permainan.
4. Anak
akan mempelajari cara belajar dengan permainan serta cara mengingat pelajaran
dengan baik.
5. Pembelajaran
dengan permainan terjadi dengan gampang, tanpa ketakutan.
6. Permainan
memudahkan para guru untuk mengamati pembelajaran yang sesungguhnya dan peserta
didik akan mengalami berkurangnya frustasi belajar.
Dalam
olahraga rekreasi outbond dan permainan
tradisional yang dilakukan oleh peserta didik terdapat nilai – nilai positif yang
dapat membentuk karakter diri masing – masing peserta didik, antara lain :
1. Kejujuran
Pada aktivitas outbond dan permainan tradisional, peserta didik dituntut untuk
bersikap jujur karena akan berisiko dikucilkan dari tim jika berbuat curang.
2. Kepemimpinan
Pada aktivitas outbond dan permainan tradisional, peserta didik akan mencoba
memimpin teman yang lain agar dapat memenangkan permainan.
3. Tanggung
jawab
Dalam aktivitas outbond dan permainan tradisional, peserta didik saat melakukan
kegiatan dituntut bertanggung jawab atas tugas yang dilakukannya.
4. Kerjasama
Dalam aktivitas outbond dan permainan tradisional yang dilakukan secara
berkelompok, semua peserta didik melakukan kerjasama dari mulai persiapan
lapangan samapi permainan dilakukan.
5. Kedisiplinan
Dalam aktivitas outbond dan permainan tradisional yang dilakukan secara
berkelompok, semua peserta didik mematuhi peraturan yang telah ditentukan dalam
setiap permainan.
6. Percaya
diri
Dalam aktivitas outbond dan permainan tradisional, semua peserta didik menunjukkan
kemampuan diri yang dimiliki masing – masing.
7. Demokrasi
Dalam aktivitas outbond dan permainan tradisional, peserta didik akan melakukan
aktivitas permainan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati, kadang
menjadi pemimpin dan dipimpin.
KESIMPULAN
Karakteristik
yang penting dalam dunia pendidikan adalah peserta didik yaitu perkembangan
kemampuan peserta didik untuk belajar
tentang diri mereka sendiri dan lingkungannya. Kemampuan peserta didik
tersebut dapat dikembangkan melalui olahraga rekreasi. Pelaksanaan olahraga
rekreasi yaitu dengan berbasis masyarakat yang mengutamakan prinsip murah,
mudah, menarik, manfaat, dan dapat diikuti oleh orang banyak atau massal.
Berdasarkan prinsip tersebut olahraga rekreasi outbond dan permainan tradisional sangat tepat untuk diterapkan
pada peserta didik karena mereka dapat menikmatinya, sehingga nilai – nilai
positif yang terkandung didalamnya dapat membentuk karakter dari masing –
masing peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Biro Humas
dan Hukum Kementrian Pemuda Olahraga RI. (2010). Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional.
Rusli Lutan
dan Sumardianto. (2000). Filsafat Olahraga.
Jakarta : Depdiknas.
Sukintaka.
(1994). Bermain : Wahana Pencapaian Cita
– cita Bangsa. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.